Gibraltar, Simbol Keberanian



By: Nandang Burhanudin
***** 

Tak salah saat tahun 2002, saya terinspirasi menamai anak pertama dengan Gibraltar. Simbol keberanian menyejarah dari seorang pahlawan Islam terkenal, Thariq Bin Ziyad. 

Kisah Thariq bin Ziyad teramat melegenda. Keajaan Spanyol pun tak kuasa memupus nama pulau kecil antara Maroko dan Spanyol dengan nama Gibraltar. Batu karang yang tak lekang oleh waktu dan tak terkikis perubahan cuaca. Pulau ideologis dari seorang Thariq bin Ziyad, "Laut di belakangmu. Musuh di depanmu. Tak ada lagi celah untuk berlalu. Maju atau syahid."

Spirit inilah yang saya temukan dari anak saya Gibraltar Kasyifulhaq. Kepulangan saya ke tanah air dilepas dengan senyuman duka. Saya tahu ia menahan tangisan. Tiket sudah siap dibelikan. Tapi Gibraltar berkata, "Pulanglah abi dengan keberkahan Allah! Salam buat umi dan adek2"

Saya hanya termangu. Saya peluk erat. Saya ciumi kepalanya dengan untaian doa. "Nak, jadilah rijaal yang optimis. Tegar sekuat karang. Lembut sehalus sutra. Jadilah gelombang keempat peradaban Indonesia 10 tahun kedepan."

Usai mengurus imigrasi. Saya dihantar seorang kawan yang dahulu saya kenal memiliki semangat juang tinggi di Kairo. Saat di ruang tunggu keberangkatan, saya tak kuasa menahan air mata yang tak berhenti meleleh, memupus cuaca dingin dan menghapus debu-debu Kairo. Saya yakin Gibraltar akan tegar bertahan menjadi saksi kelahiran Fir'aun baru abad 21. Menyaksikan ambiguitas dan tercedrainya nilai-nilai kemanusiaan. Namun saya teringat kembali sejarah; mental-mental pahlawan tidak lahir dari bangku kuliah mewah, tidak dari ilmu berlimpah, tapi lahir dari sekolah kehidupan.

Selamat tinggal Gibraltar. Sampai junpa bulan April. InsyaAllah nama Gibraltar akan banyak menginspirasi ibu-ayah muda untuk menamai anaknya dengan namamu: Gibraltar.

Terimakasih kepada sahanat-sahabat setia. Mohon Gibraltar terus dilatih mental kepahlawanan. 

0 komentar: